Aksi Pemberontakan PKI Pada Tanggal 30 September 1965 Bertujuan Untuk

Diposting pada

Aksi pemberontakan PKI pada 30 September 1965 dikenal dengan nama Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI. Pemberontakan tersebut merupakan bagian dari sejarah kelam Tanah Air yang telah mengancam kelangsungan NKRI. Tujuan aksi pemberontakan PKI pada 30 September 1965 adalah merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah dan mengganti falsafah Pancasila dengan falsafah lain. PKI sendiri pernah melakukan pemberontakan di Madiun pada 1948, namun berujung kegagalan. Dua tahun berlalu, PKI muncul kembali dan ikut terlibat dalam kehidupan politik Tanah Air.

Intisari Penting

  • Gerakan 30 September/PKI merupakan aksi pemberontakan PKI pada 30 September 1965
  • Tujuan pemberontakan adalah merebut kekuasaan dan mengganti Pancasila
  • PKI sebelumnya juga pernah melakukan pemberontakan di Madiun pada 1948
  • Pemberontakan PKI merupakan bagian dari sejarah kelam Tanah Air
  • Pemberontakan PKI mengancam kelangsungan NKRI

Latar Belakang Terbentuknya PKI

Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan oleh para tokoh komunis Indonesia pada tanggal 23 Mei 1920. Pendirian partai PKI merupakan bentuk transformasi dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang didirikan pada bulan Mei 1914 di Semarang. Pendiri ISDV sendiri merupakan tokoh-tokoh Belanda yang berorientasi Marxis, seperti Adolf Baars dan Hendrik Sveevliet.

Baca Juga  Siapa Artis Yang Meninggal Hari Ini

Pendirian PKI

Sebelum melancarkan aksi g30s/pki, partai komunis ini juga pernah melakukan pemberontakan di Madiun pada bulan September 1948. Partai kecil yang berperan dalam pemberontakan Madiun 1948 berkembang menjadi partai massa yang besar dan memiliki pengaruh kuat.

Perkembangan PKI di Indonesia

Pada tahun-tahun menjelang peristiwa g30s pki, PKI berkembang dengan pesat dan dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit atau dikenal dengan sebutan DN Aidit. Partai komunis indonesia yang awalnya kecil, kini tumbuh menjadi partai massa yang memiliki pengaruh signifikan dalam kehidupan politik di Tanah Air.

Aksi Pemberontakan PKI Pada Tanggal 30 September 1965 Bertujuan Untuk

Tujuan aksi pemberontakan PKI pada 30 September 1965 adalah merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah dan mengganti falsafah Pancasila dengan falsafah lain. Sepanjang tahun 1964-1965, hegemoni PKI semakin merajalela dalam kehidupan bangsa dan negara. PKI sebagai partai komunis saat itu menggunakan segala cara, mulai dari menebar fitnah, aksi teror, hingga upaya provokasi untuk memecah belah rakyat Indonesia.

Aksi Pemberontakan PKI

Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) merencanakan kudeta merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah dengan melakukan penculikan perwira TNI dan pengkhianatan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Aksi ini merupakan bagian dari peristiwa berdarah di Jakarta yang menjadi tragedi nasional Indonesia, dikenal sebagai malam penuh kengerian dengan adanya pembantaian massal jenderal dan pertumpahan darah di Lubang Buaya.

Peristiwa Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI)

Pada 30 September 1965, PKI melangsungkan aksi pemberontakannya dengan menculik dan membunuh enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat. Di antaranya Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. M.T. Haryono, Mayjen. S. Parman, Brigjen. D. I. Panjaitan, Brigjen. Soetoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andries Tendean.

Penculikan dan Pembunuhan Para Perwira Tinggi TNI

Tragedi nasional Indonesia ini merupakan sebuah malam penuh kengerian yang menyaksikan pembantaian massal jenderal-jenderal TNI oleh g30s/pki. Peristiwa berdarah di Jakarta ini menandai awal dari kudeta aksi pemberontakan pki pada tanggal 30 september 1965 bertujuan untuk merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah.

Baca Juga  Kerajinan Dari Bahan Bekas Yang Mudah Dibuat

Pengumuman di Radio dan Penguasaan Fasilitas Komunikasi

Pagi hari, tepatnya pada 1 Oktober 1965, g30s/pki berhasil menguasai studio RRI dan kantor PN. Telekomunikasi. Letkol Untung mengumumkan lewat RRI bahwa Gerakan 30 September ditujukan kepada Dewan Jenderal yang berencana kudeta merebut kekuasaan dari Presiden Soekarno. Tindakan ini jelas merupakan pengkhianatan partai komunis indonesia yang ingin mengganti falsafah Pancasila dengan falsafah lain.

peristiwa berdarah di jakarta

Penanggulangan G30S/PKI oleh Jenderal Soeharto

Mayjen Soeharto berupaya menumpas Gerakan 30 September bersama pasukannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah menetralisir dan menyadarkan kesatuan-kesatuan TNI yang dipengaruhi PKI.

Upaya Menetralisir Pengaruh PKI di Kalangan Militer

Mayjen Soeharto juga meluncurkan pernyataan bahwa aksi PKI dalam G30S/PKI membuat masyarakat murka. Mereka berdemonstrasi menuntut pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, serta mengadili para tokoh PKI.

Pernyataan Soeharto Menumpas Gerakan 30 September

Akhirnya PKI beserta ormasnya resmi dibubarkan dan dinyatakan sebagai organisasi terlarang di Tanah air.

Kesimpulan

Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI merupakan aksi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tanggal 30 September 1965 yang bertujuan untuk merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah dan mengganti falsafah Pancasila dengan falsafah lain. Aksi ini merupakan bagian dari sejarah kelam Tanah Air yang telah mengancam kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

PKI, yang menjadi dalang di balik peristiwa berdarah di Jakarta, tragedi nasional Indonesia, dan malam penuh kengerian, sebelumnya juga pernah melakukan pemberontakan di Madiun pada 1948. Namun, upaya kudeta merebut kekuasaan dan pengkhianatan Partai Komunis Indonesia berakhir dengan kegagalan.

Meskipun pembantaian massal jenderal dan pertumpahan darah di lubang buaya terjadi, Jenderal Soeharto berhasil menetralisir pengaruh PKI di kalangan militer dan akhirnya menumpas Gerakan 30 September tersebut. Peristiwa G30S/PKI ini menjadi tragedi nasional Indonesia yang mengguncang seluruh Tanah Air.

Baca Juga  Dampak Negatif Perdagangan Internasional Antara Lain

FAQ

Apa tujuan aksi pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965?

Tujuan aksi pemberontakan PKI pada 30 September 1965 adalah merebut kekuasaan dari pemerintahan yang sah dan mengganti falsafah Pancasila dengan falsafah lain.

Apa yang terjadi dalam peristiwa G30S/PKI?

Pada 30 September 1965, PKI melangsungkan aksi pemberontakannya dengan menculik dan membunuh enam perwira tinggi dan seorang perwira pertama Angkatan Darat. Di antaranya Letjen. Ahmad Yani, Mayjen. R. Soeprapto, Mayjen. M.T. Haryono, Mayjen. S. Parman, Brigjen. D. I. Panjaitan, Brigjen. Soetoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Andries Tendean.

Bagaimana upaya Jenderal Soeharto dalam menumpas Gerakan 30 September?

Mayjen Soeharto berupaya menumpas Gerakan 30 September bersama pasukannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah menetralisir dan menyadarkan kesatuan-kesatuan TNI yang dipengaruhi PKI. Mayjen Soeharto juga meluncurkan pernyataan bahwa aksi PKI dalam G30S/PKI membuat masyarakat murka. Mereka berdemonstrasi menuntut pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, serta mengadili para tokoh PKI.

Kapan PKI didirikan dan apa latar belakangnya?

Partai Komunis Indonesia (PKI) didirikan oleh para tokoh komunis Indonesia pada tanggal 23 Mei 1920. Pendirian partai PKI merupakan bentuk transformasi dari Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) yang didirikan pada bulan Mei 1914 di Semarang. Pendiri ISDV sendiri merupakan tokoh-tokoh Belanda yang berorientasi Marxis, seperti Adolf Baars dan Hendrik Sveevliet.

Bagaimana perkembangan PKI sebelum peristiwa G30S/PKI?

Sebelum melancarkan aksi G30S/PKI, partai komunis ini juga pernah melakukan pemberontakan di Madiun pada bulan September 1948. Pada tahun-tahun menjelang peristiwa G30S PKI, PKI berkembang dengan pesat dan dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit atau dikenal dengan sebutan DN Aidit. Partai kecil yang berperan dalam pemberontakan Madiun 1948 berkembang menjadi partai massa yang besar dan memiliki pengaruh kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *