Negara Manakah di ASEAN yang Memiliki Angka Harapan Hidup Tertinggi

Diposting pada

Negara manakah di asean yang memiliki angka harapan hidup tertinggi. Realitas khusus Brunei Darussalam. Brunei Darussalam adalah negara berdaulat. Terletak di Asia Tenggara, tepatnya di tepi utara pulau Kalimantan.

Negara yang memiliki luas wilayah sekitar 5.765 km2 ini terbagi menjadi 2 negara bagian di Malaysia, yaitu Sarawak dan Sabah.

Menurut Dana Moneter Internasional, Brunei Darussalam memiliki total output nasional per kapita terbesar kelima di planet ini dalam hal keseimbangan belanja.

Maka, matilah jika Forbes menempatkan negara ini sebagai negara paling boros kelima dari 182 negara yang berbeda. Hal ini dikarenakan Brunei Darussalam sendiri memiliki ladang minyak dan gas yang sangat besar.

negara manakah di asean yang memiliki angka harapan hidup tertinggi image
negara manakah di asean yang memiliki angka harapan hidup tertinggi

Menjadi salah satu negara paling makmur di Asia Tenggara. Brunei Darussalam memiliki gaji publik atau PDB yang tinggi, atau dikenal sebagai Produk Domestik Bruto.

Memang, bahkan pada tahun 2018, negara ini mencapai PDB hingga 71.802 USD. Jelas, ini didukung oleh kelimpahan Brunei Darussalam, yang sebagian besar berasal dari minyak dan gas bensin.

Selain itu, kepala wilayah Brunei juga memiliki sebuah kastil mewah yang memiliki 1.788 kamar, 257 kamar mandi, koridor pesta yang luas, masjid yang megah, 5 kolam renang, 18 lift.

Kami sebelumnya telah berbicara tentang hewan yang hidup di dua alam disebut, karma orang yang menyakiti hati orang lain, dan tumbuhan darat yang bisa hidup di dalam air.

Lalu ada juga hal detail yang berhubungan dengan motto hidup yang bagus, bagian sel tumbuhan yang tidak terdapat pada sel hewan adalah, cara mengutip kutipan yang dikutip orang lain, dan apa penyebab sakit perut bagian bawah pada wanita.

Tidak hanya itu, ada juga kandang berpendingin khusus untuk 200 kuda polo. Seberapa kurang mewah kastil itu?

Brunei Darussalam adalah salah satu negara dengan masa depan paling penting di Asia Tenggara. Memang, bahkan pada tahun 2020, masa depan bangsa mencapai normal 75,93.

Angka ini sangat tinggi dan jelas banyak pembenaran mengapa bangsa ini memiliki harapan yang boros dan nyaman.

Salah satu alasannya adalah karena Brunei Darussalam benar-benar menjamin keberadaan penghuninya dari segala penjuru. Pendidikan yang didanai pemerintah dan administrasi kesejahteraan dapat diperoleh secara gratis.

Bahkan, negara ini juga memberikan standar bebas pajak kepada setiap penduduknya. Tidak ada yang buruk dapat dikatakan tentang kata Brunei Darussalam yang berarti “tempat yang tenang untuk hidup”.

Dengan asumsi Anda berkunjung ke sana, jangan berharap menemukan pedagang minuman keras tanpa masalah. Ini karena Brunei Darussalam melarang penjualan dan penggunaan minuman cocktail.

Bagaimanapun, wisatawan dewasa non-Muslim diizinkan untuk membawa batas 2 liter alkohol atau sekitar 12 botol minuman untuk setiap individu.

Untuk membawanya ke sana, ingatlah untuk melaporkannya ke tradisi terminal udara dan beri tahu mereka apakah koktail itu untuk penggunaan individu.

Satu lagi fakta menarik dari negara yang taat pada aturan Islam ini adalah rendahnya persentase kriminalitas di dalamnya. Selain itu, Brunei Darussalam juga memberikan pedoman yang menjamin kesejahteraan setiap penduduknya.

Klub malam telah dilarang bekerja di sana bahkan sejak tahun 1990-an. Kemudian pada tahun 2011 Brunei Darussalam juga melarang merokok.

Lebih jauh lagi, pada tahun 2014 negara ini telah menetapkan homoseksualitas sebagai perbuatan salah yang pelakunya dapat dipenjara cukup lama atau jauh lebih kejam, mereka dapat dirajam.

Secara konsisten, Badan Pusat Statistik (BPS) memimpin kajian masa depan (AHH) secara seragam di semua wilayah. AHH adalah ukuran yang menggambarkan panjang khas kehidupan individu dalam suatu populasi.

Semakin tinggi AHH, semakin baik kesejahteraan dan status bantuan pemerintah masyarakat. AHH adalah salah satu penanda yang menentukan daftar perbaikan manusia.

Setiap daerah di Indonesia memiliki AHH alternatif. Meski demikian, dalam kurun waktu 3 tahun lebih, masa depan individu Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, terus berkembang secara konsisten.

Merujuk informasi dari BPS pada tahun 2020, masa depan normal jumlah penduduk di 34 wilayah di Indonesia adalah 71,52 tahun. Angka ini meningkat berbanding terbalik dengan tahun 2019 yang 71,38 tahun.

Daerah Istimewa Yogyakarta tercatat sebagai wilayah dengan AHH terbesar di Indonesia untuk semua kalangan. Posisi ini tidak berubah selama multi dekade terakhir dari 2010 hingga 2020.

Tingginya AHH di Yogyakarta didukung oleh peningkatan kesejahteraan penduduk, terutama pada anak-anak yang baru lahir, bayi, dan wanita usia subur. Tak hanya itu, yang lama juga dilirik oleh pemerintah setempat.

Catatan peningkatan manusia (HDI) adalah metode untuk memperkirakan pencapaian peningkatan manusia berdasarkan kepuasan pribadi. IPM ditentukan dari 4 bagian, salah satunya adalah masa depan (AHH). Masa Depan (AHH) adalah jumlah tipikal yang dinilai dari tahun-tahun yang telah dijalani seseorang selama hidupnya.

Berdasarkan informasi dari United Nations Development Programme (UNDP) pada tahun 2020, Most Noteworthy Future Rate (AHH) negara-negara ASEAN diraih oleh Singapura dengan skor 83,6. Penanda yang digunakan UNDP dalam melakukan evaluasi di seluruh dunia adalah usia, sekolah, dan ekonomi.

Sementara banyak negara Asia tumbuh dengan cepat, kantor perawatan kelemahan kronis, kelaparan, tidak adanya akses ke kantor sterilisasi yang lebih baik, masalah terkait lainnya sebenarnya mempengaruhi sebagian besar jumlah penduduk di negara-negara ini.

Selanjutnya, selain Afrika, negara-negara Asia memiliki masa depan paling minim di planet ini. Dengan populasi yang berkembang pesat di negara-negara seperti Pakistan dan India, masalah perawatan medis juga diperparah.

Beberapa negara Asia, misalnya, Suriah dan Yaman, yang memiliki masa depan paling kecil, juga telah dilanda konflik nasional yang memiliki konsekuensi kritis bagi wilayah kesejahteraan mereka. Beberapa negara Asia dengan masa depan paling sedikit ditampilkan di bawah ini.

Afghanistan memiliki masa depan yang paling berkurang di antara negara-negara Asia. Masa depan khas Afghanistan hanya 60,5 tahun. Angka kematian ibu dan kematian bayi di Afghanistan cukup tinggi, yaitu 396 kematian untuk setiap 100.000 kelahiran hidup dan 112,8 kematian per 1.000 kelahiran hidup, secara terpisah.

Daerah pedesaan lebih buruk, karena mereka memiliki sedikit akses ke kantor kesehatan. Satu dari enam anak muda di daerah tersebut tidak berhasil karena usia lima tahun. Disinfeksi yang menyedihkan, tidak adanya pasokan air bersih, penyakit yang tak tertahankan, dan kelaparan adalah kesulitan utama untuk hidup sehat di Afghanistan.

Karena tidak adanya landasan kesehatan yang memuaskan di negara tersebut, banyak orang Afghanistan melakukan perjalanan ke negara-negara tetangga untuk mendapatkan kantor kesehatan yang lebih baik.

Perang jangka panjang telah merusak kerangka layanan medis negara itu, dan banyak pakar layanan medis telah meninggalkan negara itu untuk mencari pintu terbuka yang lebih aman dan lebih baik di luar negeri.

Bagaimanapun, karena iklim Afghanistan yang agak tenang, otoritas publik saat ini melakukan upaya luar biasa untuk lebih mengembangkan kerangka layanan medis negara itu. Beberapa peningkatan telah dilakukan.

Masa depan di Suriah telah jatuh pasti mulai dari awal konflik di negara itu pada tahun 2011. Saat ini, Suriah memiliki masa depan tipikal kedua yang paling berkurang di Asia. Masa depan khas Suriah adalah 64,5 tahun.

Meskipun masa depan negara telah berkembang secara mendasar dalam beberapa tahun terakhir, konflik nasional telah menghancurkan kerangka kesejahteraan negara. Konflik tersebut membawa kerugian langsung di Suriah, tetapi juga menyebabkan kematian terkait perang yang disebabkan oleh tidak adanya gejala klinis dan penyakit pernapasan.

Penyakit kardiovaskular tetap menjadi sumber kematian utama di negara ini. Para ahli menerima bahwa konsekuensi konflik yang merugikan terhadap kesejahteraan warga Suriah akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk pulih.

Tidak adanya imunisasi yang tepat untuk anak-anak, serta tidak adanya air bersih dan desinfeksi, akan mempengaruhi orang-orang di masa depan Suriah.

Seperti Suriah, Yaman juga mengalami konflik yang mengejutkan. Perselisihan di negara ini secara signifikan berdampak pada kerangka layanan medis. Diperkirakan bahwa hampir 19 juta dari 24,4 juta anak muda di Yaman membutuhkan bantuan filantropi.

Nafsu makan dan kekurangan makanan sehat tidak terbatas di negara ini, dan hilangnya nyawa akibat konflik juga telah mengurangi masa depan penduduk Yaman. Kantor layanan medis umumnya telah dimusnahkan, dan perjalanan berbahaya ke layanan medis membatasi izin masuk ke kantor layanan medis bila diperlukan.

Tingkat kebutuhan yang tinggi, gelandangan, dan berbagai hasil perang mempersulit orang Yaman untuk pergi ke kantor kesehatan dan pengobatan. Karena elemen-elemen ini, Yaman memiliki masa depan tereduksi ketiga di antara negara-negara Asia.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan kerja sama dengan RSUP Dr. Sardjito untuk mewujudkan program penanganan lansia bertajuk Academy Health System. Program ini menyiapkan berbagai pelatihan seperti pelatihan layanan geriatric, pelatihan persiapan prapension, pendidikan tenaga caregiver, serta pelayanan penitipan lansia.

Kemudahan mengakses sarana prasarana kesehatan, peningkatan kualitas asupan gizi, serta berkurangnya angka warga yang sakit merupakan wujud komitmen pemerintah daerah dalam menjaga konsistensi serta meningkatkan angka harapan hidup penduduk DI Yogyakarta.

Nila Djuwita Farid Moeloek selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia terdahulu mengungkapkan gaya hidup dan budaya adalah 2 faktor yang memengaruhi tingginya angka harapan hidup penduduk DI Yogyakarta. Sikap tenang dan kalem menjadi faktor penunjang warga DI Yogyakarta memiliki umur panjang.

Prinsip nrimo ing pandum yang dipegang kukuh oleh warga DI Yogyakarta menanamkan 3 konstruk psikologis yakni penerimaan, kesabaran, dan kebersyukuran atas apa yang diberikan oleh kehidupan.

Sikap ikhlas menerima atas segala yang terjadi inilah yang mendorong terbentuknya kesejahteraan psikologis lebih tinggi pada manusia serta tingkat stres yang lebih rendah. Kesejahteraan psikologis yang lebih baik menunjang kesehatan serta umur yang lebih panjang.

Hasil survei yang dilakukan BPS pada tahun 2020 menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia memiliki AHH yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Secara umum AHH laki-laki di Indonesia yakni sebesar 69,59 tahun sedangkan AHH perempuan mencapai rata-rata 73,46 tahun.

Adapun untuk kategori laki-laki, warga DI Yogyakarta jadi yang paling panjang umur dengan AHH 73,22 tahun. Menyusul di posisi ke-2, Kalimantan Timur mencatatkan AHH 72,54 tahun.

Adapun Jawa Tengah berada di posisi ke-3 dengan 72,51 tahun. Bergeser sedikit, Jawa Barat meraih posisi ke-4 dengan 71,30 tahun. Lalu ibu kota Indonesia, DKI Jakarta menempati posisi ke-5 dengan angka 71,10 tahun.

Sementara itu, menilik data AHH pada kategori perempuan, DI Yogyakarta kembali memimpin dengan perolehan angka harapan hidup sebesar 76,83. Berbeda dengan kategori laki-laki, pada kategori perempuan Jawa Tengah berhasil merebut posisi ke-2 dengan 76,30 tahun. Sementara Kalimantan Timur menempati posisi ke-3 dengan AHH 76,21 tahun.

Keseluruhan data 10 provinsi dengan angka harapan hidup tertinggi pada kategori perempuan menunjukkan tidak ada yang menyentuh angka harapan hidup di bawah 70 tahun.

Data angka harapan hidup menjadi salah satu acuan untuk merancang program pembangunan kesehatan serta program sosial lainnya. Tujuannya tak lain ialah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia dan tentunya pula angka harapan hidup yang dimiliki pada masing-masing daerah di Indonesia baik itu untuk laki-laki maupun perempuan.

Salah satu kawasan di benua Asia adalah Asia Tenggara. Terdapat 11 negara di Asia Tenggara, dimana 10 di antaranya tergabung dalam organisasi ASEAN. Kebanyakan negara Asia Tenggara merupakan negara berkembang dengan tingkat ekonomi rendah. Namun ternyata ada juga negara maju di Asia Tenggara.

Sebanyak 11 negara yang ada di Asia Tenggara adalah Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Myanmar, Brunei, Kamboja, Vietnam, Laos dan Timor Leste. Di antara semuanya, hanya Timor Leste saja yang belum tergabung dalam organisasi ASEAN.

Secara umum negara-negara Asia Tenggara tergolong dalam kategori negara berkembang. Indonesia misalnya, memiliki tingkat ekonomi rendah yang masih dalam tahap berkembang sehingga masuk kategori negara berkembang di Asia Tenggara.

Namun faktanya ada 2 negara di ASEAN yang masuk kategori negara maju. Seperti diketahui bahwa indikator negara maju antara lain memiliki pendapatan per kapita tinggi. Hal ini juga sesuai dengan pengertian negara maju yang mengedepankan aspek standar hidup dan kecanggihan teknologi suatu negara.

Beberapa hal detail terkait dengan negara manakah di asean yang memiliki angka harapan hidup tertinggi, akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih mencari tahu ilmu.